Di awal menjadi Ibu kadang saya suka panik sendiri jika anak sakit. Utamanya saat anak demam. Sebenarnya, jika anak demam Ibu tidak perlu panik dan buru-buru membawa anak ke dokter. Karna dokter akan menanyakan sudah berapa lama demamnya? jika baru hari itu juga palingan anak cuman diberikan penurun panas aja dan akan disarankan kembali cek jika anak masih demam selama 3 hari.
Seperti minggu lalu, bangun pagi anak saya, Qisya, tiba-tiba suhu tubuhnya meningkat. Masih 37 derajat sih, jadi saya masih tetap santai. Tetap beraktifitas seperti biasa, mandi, sarapan dan dia masih sesekali main sendiri. Saya mulai was-was kalau Qisya mulai nggak nafsu makan, lemas lesu dan cuman pengen berbaring aja. Alhamdulillah sakit apapun, minat qisya terhadap asupan ASI sangatlah tinggi. Kalau demam saya selalu home treatment dulu sebelum dibawa cek ke dokter. Ada beberapa home treatment yang dapat dilakukan saat anak demam.
Kompres air hangat
Kompres dengan air hangat sangat membantu untuk menurunkan suhu tubuh anak. Usahakan jika kompres air hangat jangan cuman jidat aja yaa yang di kompres. Kompres lipatan tubuh anak seperti leher, lipatan tangan dan kaki, selangkangan, dan ketiak anak. Aku biasanya mengompress Qisya kalau malam hari, karena pada malam hari suhu tubuh makin meningkat. Hal ini sangat membantu menurunkan demam Qisya.
Mandi air hangat
Saat anak demam pastikan untuk tetap mandi 2x sehari yaaa. Biar terjaga kebersihan badan anak dan mandi dengan air hangat akan membuat anak rileks. Ingat mandinya harus pakai air hangat. Jangan sekali-kali memandikan pakai air dingin karena dapat membuat anak menggigil. Dan meskipun anak mandi air hangat tapi dia menggigil segera akhiri ritual mandi dan selimutin anak biar hangat. Yups, meski demam saya tetap memandikan Qisya 2x sehari cuman airnya rada hangat dari biasanya. Setelah dimandikan dia sudah rada segeran dikit meski masih demam dan sesekali bermain.
Kenakan pakaian yang tipis
Saat anak demam kenakan pakaian yang tipis ya, tapi nggak tipis-tipis banget juga sih. Kalau Qisya demam saya memilih memakaikan dia baju jumper kayak model tanktop gitu atau dress yang tanpa lengan. Ini sangat membantu untuk menurunkan suhu panasnya. Semakin tebal baju anak akan membuat suhu tubuhnya juga makin panas.
Beri asupan cairan
Yang paling penting dilakukan saat anak demam adalah memberikan asupan cairan. Sering-sering menawarkan anak minum air putih yang dapat menurunkan demam pada anak. Pemberian air putih jika anak sudah berusia 6 bulan ke atas yaa. Jika masih dibawah 6 bulan baiknya diberikan ASI atau Susu Formula (Sufor) lebih sering dari biasanya. Hal ini juga dapat mencegah dehidrasi pada anak. Oh iya, karena Qisya nggak mau makan saat sakit, jadinya saya memberikan makanan cair seperti yogurt dan anaknya lahap makan yogurt. Jadi energinya dapat, cairannya juga dapat dari yogurt.
Sedia Obat penurun demam saat anak demam
Selalu sedia obat penurun demam yaa, ini buat mengantisipasi jika demam anak terlalu tinggi. Kalau saya biasanya jika demam sudah mencapai >38 derajat, akan saya berikan obat penurun panas. Seperti beberapa bulan lalu, Qisya demam dengan suhu 37.5 derajat. Dia masih aktif dan mau makan. Selama masih aktif, saya tidak memberikan obat penurun demam. Tapi saya hanya memberikan asupan cairan saja yang banyak termasuk sesering mungkin di susuin jika masih ASI. Namun jika sudah >38 derajat dan disusuin masih tetap naik turun mending segera berikan obat penurun demam.
Untuk obat penurun demam, dokter anak saya memberikan tempra drops. Mengapa tidak diberikan Tempra syrup? Sebenarnya bisa diberikan tempra syrup tapi untuk dosis yang tepat anak dibawah 2 tahun diberikan sesuai resep dokter. Sayapun pertama kali berkenalan dengan tempra ini saat membawa Qisya ke dokter karena demam di hari ketiga. Ternyata kata dokternya saya harusnya membawa dia cek di hari keempat. Karena biasanya akan test lab untuk mengetahui penyebab demamnya. Dan melihat kondisi saya yang batuk pilek parah. Dokter anak saya menyimpulkan bahwa Qisya ketularan dari saya batuk pileknya. Jadi diberikanlah Tempra dan obat batuk saja. Jika masih demam sampai semingguan lebih maka harus cek lagi untuk test Lab. Alhamdulillah, setelah Qisya diberikan tempra mulai menurun demamnya meski masih naik turun sih. Setiap naik demamnya diminumkan tempra turun lagi dan mulai mau aktif bermain sesekali.
Ternyata tempra mengandung paracetamol yang dapat meredakan nyeri dan aman di lambung. Pantas saja setiap abis minum tempra, demamnya turun dan mulai aktif bermain. Karena paracetamol ini meredakan nyeri kepala yang dirasakan. Yups, Qisya sakit kepala, dapat dilihat dari dia pengennya berbaring saja dan mata berair namun dia tidak menangis. Seperti normalnya kalau kita sakit kepala dan demamlah. Tadinya saya bingung, Qisya kan udah 15 bulan, kok masih diberikan tempra drops untuk anak usia 0 – 1 tahun? Cek per cek ternyata ada dibagian dosisnya. Tertera usia 0 – 3 bulan sesuai anjuran dokter, 3 – 9 bulan dosisnya 0.8ml dan 14 – 24 bulan dosisnya 1.2ml. Tempra itu, dosisnya tepat dan tidak menimbulkan over dosis atau kurang dosis. Ini langsung diminumin aja ya nggak perlu dikocok karena larut 100%.
Berkenalan dengan tempra seperti menemukan penolong untuk anak yang sedang demam. Beneran yaa saat anak demam itu bikin jantung emak dagdigdug nggak karuan dan kwatir terus-menerus. Setelah demam Qisya naik turun, akhirnya pas semingguan demam sudah turun dan sisa batuknya aja. Alhamdulillah berkat tempra Qisya nggak perlu test lab dan beneran gara-gara ketularan batuk pilek dari saya.
Itulah cara saya menangani anak yang sedang sakit demam. Kalau bunda lain gimana? Share disini yuk untuk penanganan anak demam.
Terimakasih tipsnya mba…. jadi ibu memang harus selalu waspada dan menyiapkan yang terbaik untuk anak setiap waktu…
sama sama mba. 🙂