Menjadi Working Mom

Working mom, status yang kini saya sandang setelah abis masa cuti lahiran dan kembali bekerja. Meninggalkan anak yang baru berusia 3bulan dirumah dengan seorang pengasuh. Sudah hampir setahun menjalani menjadi working mom. Yups, banyak suka duka yang mesti dilewati. Mulai dari Qisya sempet nangis ditinggal, nolak minum Asip (Asi perah)  yang telah saya sediakan, dan sampai tiba di Makanan Pendamping Asi (Mpasi)  yang mesti bangun pagi nyiapin makanannya. Alhamdulillah karena rumah saya dan kantor sangat dekat bisa bolak-bolik kerumah naik sepeda untuk nengokin.

Working Mom

Mulai usia Qisya 3 bulan,  setiap hari di jam istirahat kerja saya harus bolak-balik ke rumah untuk membawakan Asip. Sebenarnya sudah siap sedia di kulkas cuman pulang kerumah sambil nyusuin dia, secara anaknya  lebih suka fresh from the oven hahahaha. Di hari-hari pertama ditinggal kerja malah Asipnya disembur-semburin nggak mau diminum. Tak jarang lagi kerja, dikasih tahu pengasuhnya kalau Qisya nangis kejer nggak mau diem. Jadilah mesti balik kerumah lebih cepat. huuufh! Mulai masuk mpasi, saya harus bangun lebih pagi lagi buat siapin makanannya. Terkadang udah capek-capek disiapin anaknya nggak mau makan. Serasa pengen terjun bebas dari gedung paling tinggi tanpa parasut *emak stress nak*.

Membawa anak ke kantor

Kadang jika pengasuhnya nggak masuk karena sakit, saya harus membawa Qisya ke kantor. Yups, kerja sambil ngasuh anak. Meski pak bos nggak merasa keberatan untuk membawa anak ke kantor cuman ada perasaan nggak enak ke teman kerja yang lain, takut pada nggak nyaman kerjanya. Saya juga harus pandai-pandai mencari trik agar bisa bekerja. Misalnya, bisa kerja kalau dia lagi tidur atau menggunakan gendongan sambil tangan tetap di laptop untuk berkerja. Dan ini capeknya bisa 2x lipat :(. **hiks…hiks..hiks**

Tidur di stoller… mamak bisa kerja. Horeeee!

Capek…iya! lesu…iya! letih..iya!, jangan-jangan anda kurang darah #eh. Tetapi rasa capek  itu terbayar dengan melihat si kecil menyambut depan pintu sepulang bekerja yang menghapus rasa bersalah ninggalin dia dirumah. owh..owh..kangennya.

Kadang muncul keinginan untuk, apa resign aja ya? nemenin Qisya dirumah?….cuman masih ada yang berbisik, yakin dengan pemasukan suami cukup? yakin kamu bisa hanya ngurusin anak aja dirumah? yakin kamu nggak stress dirumah? dan banyak lagi pertanyan-pertanyaan yang bikin galau. Daripada mikirin pertanyaan-pertanyaan yang bikin galau itu mending yaa nikmatin aja menjadi working mom.

Yups, itu sepenggal cerita saya menjadi working mom. Ada suka dan ada duka. Saya suka mempunyai banyak aktifitas setiap harinya namun saya sedih meninggalkan anak dirumah dan beberapa kelewat tumbuh kembangnya hiks~~. Tapi ya itu, nikmatin aja, enjoy your life, mom.