Pengalaman Membawa Bayi Bepergian Jauh

Awalnya saya was-was membawa Qisya yang baru berusia 1 bulan bepergian jauh. Yups, itu pertama kalinya saya membawa bayi bepergian jauh naik kereta 10 jam dan sebagai ibu baru saya merasa sangat kwatir. Nanti dia rewel, nangis dan menyusuinya gimana? itu semua kekwatiran saya sebelum berangkat. Cuman, saya lebih kwatir ditinggal kerja sama suami dan hanya berdua sama si bayi dirumah. Sehabis lahiran saya dirumah selama  sebulan, yang saya rasakan adalah kesepian dan dipenuhi kekwatiran dalam mengurus si bayi. Sudah benarkah yang saya lakukan? Apa bener bayi baru lahir poopnya begini?si bayi nangis apa dia kesakitan? Daripada saya merasa kwatir terus-terusan mendingan saya ke kampung suami disana banyak keluarga yang menemani.

Usia sebulan bepergian jauh naik kereta api

Alhamdulillah selama perjalanan nggak rewel. Si Qisya bangun bentar, liat-liat sekitar truus nenen balik tidur lagi dia. Amaanlah yaa. Oh iya, berikut tips membawa bayi bepergian jauh naik kereta :

1. pilih kereta kelas ekonomi aja, karena kursinya model bangku gitu jadi si baby bisa dibaringin jika dia tidur.
2. jika bepergian bertiga bareng bayi, belilah tiket kereta untuk berempat. Jadi dikursi sebelahnya bisa gantian tidur meluruskan badan dan si bayi tidur di kursi satunya bareng 1 orang yang jagian biar nggak jatuh.
3. jangan lupa bawa apron.Kalau menyusuin ditutup pake apron yak karna dikereta nggak ada ruang menyusui
4. siapin kantong plastik yang banyak buat bungkusin popok sekali pakai biar nggak kebauan segerbong kereta. Bayi dibawah 3 bulan masih sering buang air besar.
5. Siapin makanan ringan yak, kalau makanan berat ada yang jual di kereta harganya Rp.30.000 sepaket gitu. Udah ada nasi + ayam +sayurnya.

Main di kereta

Sesampai dirumah mbah putrinya, si Qisya rewelnya minta ampun mungkin karena perubahan cuaca kali yak. Sayapun capek, alhasil mbah putrinya yang gendongin sampai dia nggak rewel lagi. Alhamdulillahnya karena dia nggak rewel di kereta. Kalau rewel dirumah banyak yang bantu gendongin sementara saya beristirahat. Hampir 2 bulan saya menghabiskan cuti lahiran di kampung suami, Tuban – Jawa Timur. Dan Saat mesti balik ke Jakarta,  naik kereta api lagi dan kali ini mbah putrinya ikut katanya nganterin cucu pulang.

Selesai cuti lahiran tibalah masuk kantor dan meninggalkan Qisya dirumah sama pengasuhnya.Eeeh…datang protes keras dari si Mama di Makassar yang iri! saya dan Qisya 2 bulanan di Tuban dan tidak ke Makassar. So…gimana? yaa mau gimana lagi, Saat usia Qisya memasuki 4 bulanan mau nggak mau dibawa ke Makassar. Kesana tidak ada kereta api…naik kapal laut yaa kelamaan nyampenya. Harus naik pesawatlah. Laaah…apa pula yang perlu saya persiapkan sebelum naik pesawat untuk membawa bayi usia 4 bulan.

Usia 4 bulan bepergian jauh naik pesawat

Disini saya mesti cari-cari informasi lagi nih usia berapa minimal bayi bisa naik pesawat. Ternyata oh ternyata setelah mejelajah di om google. Usia berapa bayi dibolehkan naik pesawat? jawabannya adalah …jeng….jeng… tergantung maskapainya, syarat & ketentuan setiap maskapai beda-beda. Ada usia minimal  2 minggu, ada yang 7 hari. Tergantung masing-masing maskapailah intinya. Cuma rata-rata usia minimal bayi itu 2 minggu karena tubuh bayi masih rentan terhadap perubahan suhu dan penyebaran kuman diruang tertutup jika bayi dibawah 2 minggu. Berikut tips aman membawa bayi bepergian jauh naik pesawat :

1. Bawalah barang seperlunya
Siapkan keperluan bayi di tas yang mudah dibawa-bawa apalagi kalau bepergian cuman berdua aja dengan si bayi. Bawa barang seperlunya yaa seperti diaper, tissue basah dan kering, dan baju ganti. Kadang juga saya membawa selimut untuk menyelimuti dia kalau tidur di pesawat supaya tidak kedinginan karna suhu di dalam kabin.

2. Pilih jadwal penerbangan yang nyaman buat si bayi
Saat usia Qisya 4 bulan saya lebih memilih penerbangan di pagi buta jam 4:30. Kenapa jam segitu? alasannya biar nggak kena macet ke bandaranya. Kelamaan kena macet di mobil bikin mood Qisya berantakan dan kitanya juga jadi bete kalau dia rewel. Idealnya sih untuk membawa bayi pada jam tidur malam atau siang di bayi. Laah si Qisya meski tidurnya cepat jam 8 atau 9 malem bangunnya juga siangaan jam 8 atau jam 9 pagi.  jadi pagi buta juga dia tetap nyaman tidur dipesawat.

3. Buat mulutnya sibuk saat lepas landas dan mendarat
Yups, bikin mulut bayi sibuk dengan menyusui si bayi jika masih dibawah 6 bulan atau diberikan susu dalam dot. Bisa juga diberi empeng saat lepas landas dan mendarat.Tapi saya lebih memilih menutup telinga Qisya memakai tutup telinga. Ini bertujuan mencegah telinga sakit karena perubahan tekanan. Kalau bayi sudah Mpasi bisa diberikan biskuit bayi yang penting buat mulutnya sibuk menelanlah.

Sibuk ngunyah di pesawat

4. Tetap perhatikan keselamatan si bayi.
Selalu gunakan sabuk pengaman ya buat bayi atau gunakan gendongan. Saya lebih suka menggunakan gendongan saat lepas landas, mendarat dan didalam pesawat. Biar si bayi merasa nyaman karena seperti didekap terus sama ibu. Saya kadang berjalan di lorong kabin sambil menggendong Qisya kalau dia mulai rewel. Makanya saya selalu duduk di seat yang pinggir lorong biar kalau rewel tinggal berdiri dan gendongin dia.

Menyusui di pesawat

Selain naik kereta api dan pesawat saya juga pernah membawa Qisya menempuh perjalanan darat naik mobil pribadi dari Tuban ke Jakarta. Perjalanan ini kami lakukan saat usia Qisya 10 bulan.  Saat itu habis mudik lebaran, kami memilih perjalanan di malam hari. Kenapa malam hari, karena itu Qisya pasti akan tidur lebih lama di malam hari. Dan benar saat tiba jam tidur dia,  Qisya tidur dengan lelapnya di kursi bagian belakang. Saya hanya menyediakan tempat dikit buat saya berbaring kalau mau menyusui jadi dia seperti ditempat tidur sendiri. Cuman menyiapkan bantal yang empuk aja buat dia. Sesekali dia terbangun mau menyusu sayapun bergegas naikin kursi depan tempat saya duduk dan berbaring sebelah dia dalam posisi tidur menyusui. Yaa…kursi depan saya turunin untuk menahan dia agar tidak jatuh ke bawah dan saya juga bisa berbaring jika dia anteng tidur di kursi belakang.  Alhamdulillah perjalanan darat ditempuh tanpa Qisya rewel yang penting diberi cemilan biskuit dan nyusu. Selebihnya dia anteng tidur.

Begitulah cerita pengalaman saya membawa bayi dibawah setahun bepergian jauh dengan mode transportasi yang berbeda-beda. hehehe. kalau kamu bagaimana pengalamanmu?